Saya adalah anak ke-dua dari pasangan suami-istri yang tingkat ekonominya sangat pas-pasan, tak sama seperti anak lainnya. Sejak Sekolah SMP (2014) dulu, saya sudah jarang tinggal di rumah--saya memutuskan untuk tinggal di lingkungan sekolah SMP saya dulu, kebetulan waktu itu ada salah gedung bekas laboratorium yang jarang digunakan oleh sekolah tersebut sehingganya saya izin kepada pihak sekolah untuk tinggal di situ bersama beberapa teman lainnya.
Namun, sebelum saya memutuskan untuk tinggal di sekolah tersebut, saya sempat ngontrak ojek selam beberapa bulan. Namun karena saya lihat orang tua saya cukup susah mencari biaya untuk membayar kontrak ojek tersebut saya memutuskan untuk berhenti dan jalan kaki dari rumah (Desa Padengo) ke sekolah SMP (Desa Dudeulo) kurang lebih 1 tahun lebih lamanya, hingga akhirnya saya memutuskan untuk tinggal di sekolah karena berpas-pasan dengan UAS & UN juga.
Singkat cerita, setelah lulus SMP; alhamdulillah saya diberikan kesempatan oleh Allah S.W.T untuk melanjutkan study ke SMA (2017). Saat sekolah SMA saya juga sudah tinggal di rumah, awalnya saya tinggal di salah satu keluarga Orang Tua saya yang ada di sekitaran sekolah tersebut selama kurang lebih 6 bulan (1 Semester), sejak menjadi siswa baru. Saat libur semester saya pulang kampung, namu setelah balik dari libur semester ternyata saya sudah tidak diizinkan lagi oleh keluarga orang tua saya tersebut untuk tinggal dirumahnya karena sudah ada yang menggantikan saya pada waktu itu.
Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk mengikhlaskan tempat tinggal tersebut dan memutuskan untuk pindah ke salah satu kos-kosan yang berdekatan di sekolah tersebut. Pada awalnya saya membayar kos tersebut seperti anak kos pada umumnya, namun beberapa bulan kemudian; (mungkin) tuan kos saya tak sengaja melihat saya sedang bersih-bersih di lingkungan kos tersebut, makanya beliau menawarkan saya untuk tidak membayar kos tersebut dengan catatan haru bantu-bantu pekerjaan rumah keluarganya (dari mulai mencuci piring, nyapu, pel, masak nasi, masak ikan & lain, seperti layaknya pekerjaan perempuan) hehe.
Karena saya berpikir, tawaran tersebut bisa saya laksanakan dan juga demi menghemat pengeluaran biaya oleh orang tua saya. Saya mengiyakan tawaran tersebut. Mereka sangat baik dengan saya, namun suatu waktu saya kena fitnah oleh seseorang yang cukup dekat dengan saya dan ada kesalah pahaman dengan pemilik kos tersebut akhirnya saya diturunkan dari kos tersebut, padahal saya sudah tinggal di situ 1 tahun lebih lamanya. Yah begitulah perjalanan hidup, selalu saja ada cobaan.
Setelah saya diturunkan saya akhirnya memutuskan untuk tinggal di lingkungan sekolah bersama salah satu guru saya yang kebetulan sedang tinggal di lingkungan sekolah juga dan juga beberapa teman seperjuangan saya. Sebelum tinggal di situ, saya menjelaskan terlebih dahulu kepada guru saya tersebut dan Alhamdulillah beliau bisa mengerti keadaan saya waktu itu.
Saya tinggal di lingkungan sekolah tersebut sampai saya lulus dari sekolah tersebut, semenjak saya dan teman-teman seperjuangan saya tinggal di tempat tersebut, banyak sekali orang-orang baik yang membantu kami (khususnya dalam hal makanan sehari-hari karena kami jarang mendapatkan kiriman berupa acar ataupun uang hehe). Tak hanya itu, ada beberapa orang guru yang juga membantu kami dalam hal tersebut, sebut saja pak Alimin, Ibu Lili (Sekarang Kepala Sekolah SMA N. 1 Popayato Barat), ibu Dewi, pak Amir (Sekarang Kepala Sekolah SMK N. 1 Popayato Timur), ibu Sri dan beberapa guru lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Bahkan sampai sekarang saya belum bisa membalas kebaikan mereka semua... *)
- Bersambung
0 Komentar