Gambar Masyarakan Melakukan Mudik |
Tulisan ini saya buat karena rasa penasaran saya apakah kata mudik dan pulang kampung merupakan dua hal yang berbeda seperti yang di utarakan oleh Bapak Presiden jokowidodo dalam wawancara eksklusifnya dengan mba Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa yang disiarkan oleh TV Trans 7 yang bertempat di Istana Negara pada rabu, 23 April 2020.
Menurut bapak jokowi, mudik
merupakan pergerakan orang ke kampung yang di lakukan menjelang hari raya idul
fitri. Saya mengutip perkataan beliau seperti ini :
“Kalau yang namanya pulang kampung itu bekerja di Jakarta, tetapi anak-istrinya
ada di kampung” Dari kalimat tersebut dapat di artikan bahwa bapak jokowi
mengatakan pulang kampung dilakukan oleh orang-orang yang bekerja di Jakarta
namun memutuskan kembali ke kampung halamannya karena taka ada pekerjaan. Hal
ini juga dijelaskan oleh salah satu media online nasioan yakni Tempo.co pada
tanggal 23 April 2020.
Pernyataan bapak jokowi ini pun
ramai diperbincangkan dimedia sosial. Lantas apa sebenarnya pengertian mudi dan
pulang kampung tersebut kalau berdasarkan KBBI Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Dalam KBBI, pengertian pertama nudik adalah kata kerja untuk
(berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman). kemudian pengertian pengertian
kedua untuk kata mudik adalah kata kerja percakapan (v cek) untuk pulang ke
kampung halaman. KBBI Mencontohkan dengan kalimat “Seminggu menjelang lebaran sudah banyak orang yang – (mudik, pulang kampung)”.
Sementara itu, berdasarkan KBBI, “Pulang
Kampung” adalah kembali ke kampung halaman; mudik. KBBI mencotohkan kata
tersebut dengan kalimat “dia – kampung setelah tidak lagi bekerja di kota”.
KBBI Kemendikbud |
Kita kembali lagi ke kata mudik,
berdasarkan Wikipedia kata mudik berasal dari kata “udik” yang artinya
selatan/hulu. Pada zaman dahulu sebelum di Jakarta terjadi urbanisasi
besar-besaran, masih banyak wilayah yang bernama akhir udik atau ilir (utara
atau hilir) dan kebanyakan akhiran itu diganti dengan kata melayu selatan atau
utara. Contohnya seperi Meruya Udik, Meruya Ilir, Sukabumi Udik, Sukabumi Ilir,
dan Sebagainya.
Pada saat Daerah Jakarta masih
bernama Batavia, suplai hasil bumi daerah kota Batavia diambil dari
wilayah-wilayah di luar tembok kota di selatan. Karena itu, ada nama wilayah Jakarta
yang terkait dengan tumbuhan, seperti Kebon Jeruk, Kebon Kopi, Kebon, Nanas,
Kemanggisan, Duren Kalibata, dan Sebagainya. Para oetani dan pedagang hasil
bumi tersebut membwa dagangannya melalui sungai. Dari situlah muncul istilah milir-mudik,
yang artinya sama dengan bolak-balik. Mudik atau menuju udik saat pulang dari
kota kembali ke ladangnya, begitu terus secara berulang kali.
0 Komentar