Demokrasi Pada Era Kaum Milenial


Oleh : Aslam Rais

Perubahan struktur demografi masyarakat dunia dan secara khusus Indonesia perlahan tetapi pasti akan mengalami perubahan. Pada 2030-2045, Indonesia menghadapi tantangan bonus demografi, sedangkan lebih umum, dunia mengalami perubahan struktur demografi dilihat dari generasi penyusun masa mendatang. Perubahan struktur yang dimaksud adalah rasio jumlah usia produktif lebih banyak dan peralihan generasi baby hoomer hingga gen X menuju generasi lebih muda dari gen Z dengan A.

Perubahan struktur demografi berdampak
pada demokrasi. Demokrasi secara umum dikenal sebagai kekuasaan oleh rakyat. Menurut Prof Miriam Budiarjo, demokrasi menjadikan pemerintah memiliki kekuasaan yang terbatas dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat. Indikasi peralihan struktur demografi dapat dirasakan melalui adanya atmosfer hangat dari dunia maya yang perlahan memiliki peran dan kontrol dalam pengambilan keputusan pemerintah.

Demokrasi era milenial akan segera bergulir mengingat para generasi Y dan Z yang akan mulai memasuki usia produktif. Lantas apa yang membedakan demokrasi ke depan dengan masa sebelumnya? Dua di antaranya adalah perwujudan kebebasan berpendapat dan aktor penyusun demokrasi.

Gen Z dan generasi setelahnya memiliki perilaku yang akan sangat berbeda akibat sebuah sebab, yakni hidup dalam zaman dengan kemajuan teknologi yang cepat. Gen Z dan setelahnya sangat erat hubungannya dengan teknologi dan berbaga plat form media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Maka tidak salah jika demokrasi era milenial di masa yang akan datang akan mengalami perubahan signifikan.

Kontrol atas pemerintahan bisa jadi dapat terpantau secara realtime.

Kebebasan berpendapat dalam demokrasi kaum milenial akan semakin bebas. Setiap pergerakan pemerintah senantiasa dapat terakses dan dikontrol rakyat. Kekuatan rakyat ke depan seharusnya semakin kuat karena bukan hanya lembaga, tetapi setiap individu mampu berperan sebagai tokoh sentral dalam pergerakan.

Pada sisi lain, ada hal yang perlu diperhatikan untuk menyambut demokrasi era milenial ke depan. Generasi mendatang memerlukan pendidikan yang sangat berbeda dengan gen Y atau Z. Institusi pendidikan terkecil, yakni keluarga dan pendidikan diniyah menjadi perhatian serius untuk generasi milenial. Mengapa? Generasi milenial dituntut untuk menjadi pribadi berakhlak mulia dan lebih dewasa. Hal ini dikarenakan interaksi dan pengambilan sikap terhadap dunia luar, isu regional, dan nasional melalui dunia maya akan lebih cepat.

Demokrasi era milenial ke depan merupakan tantangan bersama yang harus dihadapi. Di antara nilai-nilai demokrasi terdapat nilai keanekaragaman. Demokrasi yang sedang mengalami transisi ini membutuhkan fondasi pendidikan yang kuat sehingga perbedaan menjadi kekayaan serta anugerah atas kehendak Tuhan dan bukan menjadi pangkal perpecahan bagi nilai demokrasi dan kebangsaan.

Sehingganya itu kita menghadapi Tahun politik yang akan tiba nanti, yakni tahun 2019 maka kita harus bijak dalam berdemokrasi serta berdemokrasilah secara sehat dan damai agar kita bisa melahirkan para pemimpin-pemimpin yang baik untuk negeri kita tercinta ini. Selain itu, kita jangan gampang terkontaminasi dengan hal-hal yang berbaur tentang perpecahan antar sesama masyarakat khususnya kaum milenieal.

Posting Komentar

0 Komentar